4 GOLONGAN MARGA ARAB



4 Golongan Marga Arab Hadramaut

Secara umum penggolongan Marga Arab Hadramaut itu dikategorikan dalam 4 golongan:
Alawiyin (golongan keturunan Rasulullah via keturunan Ahmad bin Isa (AlMuhajir))
Qabili / Qabail / Qabayl (golongan yang memegang senjata)
Masaikh / Dhaif (gologang pedagang / petani / rakyat kebanyakan)
Abid (golongan pembantu / hamba sahaya)
Latar Belakang
Alkisah, golongan Alawiyin karena desakan politik di persia (iran) terpaksa hijrah mencari penghidupan yang lebih baik ke daerah Hadramaut. Disana mereka menyampaikan kepada beberapa muqaddam (kepada suku) mengenai maksud untuk tinggal di Hadramaut dan juga menerangkan jati diri mereka (sebagai turunan Rasulullah). Sebelum secara resmi mereka diterima, muqaddam disaat itu mengirim utusan ke Hejaz untuk mengecek mengenai keberadaan mereka (terutama status turunan Rasul). Namun, setelah beberapa waktu, ada satu keluarga di Hadramout tersebut yang langsung menerima golongan Alawiyin ini untuk tinggal tanpa menunggu kepulangan utusan yang dikirim dan penerimaan secara resmi. Selanjutnya keluarga ini dikenal dengan nama keluarga Bafadhal, yaitu “golongan yang menerima”
Di bawah ini adalah daftar nama marga orang Arab keturunan Yaman (suku Arab Hadramaut):
A
Abbad, Abdul Aziz, Abudan, Aglag, Al Abd Baqi, Al Aidid, Al Ali Al Hajj, Al Amri, Al Amudi, Al As, Al As-Safi, Al Ba Abud, Al Ba Faraj, Al Ba Harun, Al Ba Raqbah, Al Baar, Al Bagdadi, Al Baiti, Al Bakri, Al Bal Faqih, Al Barak, Al Bargi, Al Barhim, Al Batati, Al Bawahab, Al Bin Jindan, Al Bin Sahal, Al Bin Semit, Al Bin Yahya, Al Bukkar, Al Fad’aq, Al Falugah, Al Gadri, Al Habsy, Al Hadi, Al Hadi, Al Halagi, Al Hasani, Al Hasyim, Al Hilabi, Al Hinduan, Al Huraibi, Al Aydrus, Al Jabri, Al Jaidi, Al Jailani, Al Junaid, Al Kalali, Al Kalilah, Al Katiri, Al Khamis, Al Khatib, Al Kherid, Al Madhir, Al Mahdali, Al Mahfuzh, Al Matrif, Al Maula Dawilah, Al Maula Khailah, Al Munawwar, Al Musawa, Al Mutahhar, Al Qadri, Al Qaiti, Al Qannas, Al Rubaki, Al Waini, Al Yafi’ie, Al Yamani, AlMathori, AlMukarom, Ambadar, Arfan, Argubi, Askar, Assa’di, Assaili, Asy Syarfi, Attamimi, Attuwi, Azzagladi,al Dames
B
Ba Abdullah, Ba Attiiyah, Ba Atwa, Ba Awath, Ba Dekuk, Ba’ Dib, Ba Faqih, Ba Sendit, Ba Siul, Ba Sya’ib Bin Ma’tuf Bin Suit, Ba Syaiban, Ba Tebah, Ba Zouw, Ba’asyir, Babadan, Babten, Badegel, Badeges, Ba’dokh, Bafana, Bafadual, Bagaramah, Bagarib, Bagges, Bagoats, Bahafdullah, Bahaj, Bahalwan, Bahanan, Baharmus, Baharthah, Bahfen, Bahmid, Bahroh, Bachrak, Bahsen, Bahwal, Bahweres, Baisa, Bajabir, Bajened, Bajerei, Bajrei, Bajruk, Bakarman, Baksir, Baktal, Baktir, Bal Afif, Baladraf, Balahjam, Balasga, Balaswad, Balfas, Baljun, Balweel, Bamakundu, Bamasri, Bamasak , Bamatraf, Bamatrus, Bamazro, Bamu’min, Banaemun, Banafe, Bana’mah, Banser, Baraba, Baraja, Barakwan, Barasy, Barawas, Bareyek, Baridwan, Barjib, Baruk, Basalamah, Basalim, Basalmah, Basgefan, Bashay, Ba’sin, Baslum, Basmeleh, Basofi, Basumbul, Baswel, Baswer, Basyarahil, Batarfi, Bathef, Bathog, Ba’Tuk, Bawazier, Baweel, Bayahayya, Bayasut, Bazandokh, Bazargan, Bazeid, Billahwal, Bin Abd Aziz, Bin Abd Samad, Bin Abdat, Bin Abri, Bin Addar, Bin Afif, Bin Ajaz, Bin Amri, Bin Amrun, Bin Anuz, Bin Bisir, Bin Bugri, Bin Coger, Bin Dawil, Bin Diab, Bin Duwais, Bin Faris, Bin Gannas, Bin Gasir, Bin Ghanim, Bin Ghozi, Bin Gozan, Bin Guddeh, Bin Guriyyib, Bin Hadzir, Bin Hafidz, Bin Halabi, Bin Hamid, Bin Hana, Bin Hatrash, Bin Hilabi,Bin Hizam, Bin Hud, Bin Humam, Bin Huwel, Bin Ibadi, Bin Isa, Bin Jaidi, Bin Jobah, Bin Juber, Bin Kartam, Bin Kartim, Bin Keleb, Bin Khalifa, Bin Khamis, Bin Khubran, Bin Mahri, Bin Mahfuzh, Bin Makki, Bin Maretan, Bin Marta, Bin Mattasy, Bin Mazham, Bin Muhammad, Bin Munif, Bin Mutahar, Bin Mutliq, Bin Nahdi, Bin Nahed, Bin Nub, Bin On, Bin Qarmus, Bin Sadi, Bin Said, Bin Sanad, Bin Seger, Bin Seif, Bin Syahbal, Bin Syaiban, Bin Syamil, Bin Syamlan, Bin Syirman, Bin Syuaib, Bin Tahar, Bin Ta’lab, Bin Sungkar, Bin Tebe, Bin Thahir, Bin Tsabit, Bin Ulus, Bin Usman, Bin Wizer, Bin Zagr, Bin Zaidan, Bin Zaidi, Bin Zimah, Bin Zoo, Bukkar,Badziher.
T
Thalib
G
Ghana’
H
Haidrah, Hamde, Hamadah, Harhara, Hatrash, Hubeisy,Hayaze, Hasni, Humaid
J
Jawas, Jibran, Jabli
K
Karamah, Kurbi
M
Magadh, Makarim, Marfadi, Martak, Mashabi, Mugezeh, Munabari, Mahdami,Machdan
N
Nabhan
S
Sallum, Shahabi, Shogun, Sungkar, Syaiban, Syammach, Syawik,Syagran.
U
Ugbah, Ummayyer
Z
Za’bal, Zaidan, jurhum, Zeban, Zubaidi


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer


Mengatur hati dalam beribadah ,,

______________

Hati adalah sesuatu ¥ªπğ sangat sensitif dalam diri manusia , dan mengatur baik buruk nya manusia ,
Dan telah ϑΐ katakan Rosulullah , dalam sebuah hadist , ;

" alaa inna fil jasadi mudghah,idzaa shaluhat
shaluha jasadu kulluhu waidzaa fasadat fasada
jasadu kulluhu, alaa wahiyal qalbu".( ingatlah
sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal
daging, jika ia baik maka baiklah seluruh
tubuhnya dan apabila ia buruk maka buruklah
seluruh tubuhnya ingatlah ia adalah hati ).
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Didalam beribadah , kita paling sulit dalam mengatur hati , agar menjadi khusu' , seperti halnya sholat , sholat itu , munajat , doa , dzikir , dll , bagaimana bisa ϑΐ lakukan tampa hadir nya hati ( khusu') ,,, dan menurut orng 'arifbillah , setiap Amal kebajikan ¥ªπğ ϑΐ kerjakan oleh seorng tampa ϑΐ ikuti kehadiran hatinya , kepada Allah swt . Maka Amal kebajikan nya tersebut lebih dekat mendapat siksa dan hijab , dari pada mendapat musyakhafah dan pahala ,

Adapun cara untuk menghadirkan hati kepada Allah swt , dalam berbagai ibadah , hendak seseorng melihat apa saja ¥ªπğ biasa mengganggu perasaan nya , kemudian hendaknya menepis nya sejauh mngkin , pengaruh pengaruh2 tersebut datang dari kedua panca indria kita , penglihatan , pendengaran , untuk menepis itu semua itu adalah dengan cara ber kholwat .

Selain dari pada gangguan dri liar , ada jga gangguan dri dalam yaitu , genjolak nafsu dan bisikan ¥ªπğ timbul ϑΐ dalam hati , cara menepis nya adalah , berpaling dari pada secara total , dan menyibukkan hati kita dengan sarana lisan , sepeti memperbnyak dzikir , dan perbanyak ikhlas karna Allah .
Sepertihal nya dalam sholat , untuk menbantu khusuan dlam sholat , ada ulama ¥ªπğ menganjurkan membaca Surah Al-Annas sebelum sholat , dan senantiasa merenungi ayat ¥ªπğ kita dalam sholat , dengan sarana jiwa dan panca indra .

Apabila seseorng sudah dapat memaksa hatinya untuk hadir ke khadirat ilahi , maka hendak nya ia berusaha meningkatkan perasaan nya ini ketingkat ¥ªπğ lebih tinggi ,yaitu menerjemahkan kedalam hatinya semua makna dzikir ¥ªπğ ϑΐ ucapkan oleh lisan nya misal nya ketika ia mengucapkan "laa ilaaha ilallah " dan ia menerjemah kan makna tanzih , atau kesucian Allah swt dan takdzim atau ke agungan Allah swt , ketika lisan nya mengucapkan kalimat " laa ilaaha illallah "

Jika seorng membaca al-quran . Hendak nya hatinya menerjemahkan makna makna ¥ªπğ terkandung dalam al quran , ¥ªπğ ϑΐ ucapkan oleh lisan nya , penerjemahan ini merupakan tanda hadirnya hati ke khadirat ilahi , jika seorang telah meresakanhal ini , maka ia dapat meningkatkan lebih bagus sampai hatinya dapat segera haadir ke khadirat ilahi setiap kali kalimat kalimat dzikir atau ayat ayat al-quran ia ucapkan dengan lisannya , itulah makna dari sabda Rosulullah :
" Alihsaanu an ta'bada llahaka annaka taroohu "
( Ihsan adalah ketika kamu menyembah kepada Allah , seolah olah kamu melihat nya )

Seseorng harus senantiasa mengingat Allah dalam hatinya , maka Allah akan mengingat nya ,



ﻳﺎ ﻣﻘﻠﺐ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ , ﺛﺒﺖ ﻗﻠﺒﻲ ﻋﻠﻲ ﺩﻳﻨﻚ
“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik”
Artinya : “Wahai Zat yang membolak-balikkan
hati teguhkanlah hatiku di atas agama-
Mu.”
  

آمِيّنْ... آمِيّنْ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer